Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 10
November 2018
Penyusun
Daftar
Isi
Kata
pengantar ................................................................................................................ 1
Daftar
isi
........................................................................................................................... 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
............................................................................................................. 3
1.2
Rumusan masalah ........................................................................................................ 4
1.3
Tujuan
.......................................................................................................................... 4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Drainase
..................................................................................................... 5
2.2
Jenis-jenis drainase
...................................................................................................... 5
2.3 Analisa
Debit Limpasan
.............................................................................................. 7
BAB 3
PENUTUP
3.1
kesimpulan ................................................................................................................... 10
3.2
Saran.............................................................................................................................. 10
Daftar
pustaka
.................................................................................................................. 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyaluran
air hujan bersistem merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas
lingkungan seiring meningkatnya semangat pembangunan perkotaan. Alih fungsi
lahan akan menghantarkan prilaku hidrologis kawasan menuju ketidakseimbangan
yang biasanya diindikasikan oleh karena meningkatnya run off. Pengembangan
lahan terbangun sebagai indikator meningkatnya kegiatan perkotaan merupakan
bagian dari proses perubahan lahan yang pada akhirnya akan meningkatkan aliran
permukaan (surface run off). Fenomena dimana ada kejadian banjir di musim hujan
dan krisis air di musim kemarau merupakan sebuah gejala dari ketidakseimbangan
tersebut. Sejalan dengan semangat pembangunan perkotaan berbasis konservasi
(green city), konsep penyaluran air hujan melalui pengaliran secepat mungkin ke
badan pembuang sudah mulai ditinggalkan.
Pembangunan
saluran drainase berwawasan lingkungan (SDBL) merupakan koreksi terhadap
pengelolaan limpasan hujan yang boros tanpa kendali sehingga kurang
mengindahkan tujuan konservasi air. Melalui pembangunan SDBL limpasan air dari
daerah hulu dihambat sementara untuk memberikan kesempatan sebesar mungkin air
meresap ke dalam tanah. Sementara di bagian hilir diupayakan aliran secepat
mungkin untuk menghindari tumpukan air yang dapat berakibat banjir. Pembangunan
sumur dan kolam resapan, saluran tidak kedap, penanaman pohon, pemakaian
material lolos air untuk halaman atau jalan merupakan konsep yang dapat
diterapkan untuk menyukseskan pembangunan SDBL.
Meningkatnya
jumlah penduduk beserta kegiatan ekonominya akan berimbas pada kebutuhan lahan
terutama untuk pembangunan perumahan. Dengan berbagai spesifikasinya, perumahan
merupakan salah satu faktor yang dapat memicu peningkatan run-off. Semakin
besar angka koefisien daerah bangunan (KDB) yang terjadi semakin besar pula
volume runoff. Besarnya porsi pemanfaatan lahan untuk perumahan menggiring
perhatian pemerintah untuk semaksimal mungkin mengurangi dampak peningkatan run
off tersebut. Sistem drainase berikut kelengkapan penunjangnya perlu dirancang
sedemikian rupa melibatkan berbagai perhitungan hidrologis dan aplikasi
penggunaan materi lain yang berorientasi pada upaya konservasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu Drainase?
2.
Jenis-jenis
Drainase?
3.
Sebutkan
dan jelaskan Analisa debit limpasan?
1.3 TUJUAN
1.
Mengatahui
tentang Drainase.
2.
Mengetahui
jenis-jenis Drainase.
3.
Mengetahui
dan memahami Analisa debit Limpasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Drainase
drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Drainase secara umum
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan
air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Atau dalam bidang
teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan
air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air
irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak
terganggu.
Drainase
permukiman merupakan sarana atau prasarana di permukiman untuk mengalirkan air
hujan, dari suatu tempat ke tempat lain. Pengembangan permukiman di perkotaan
yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air
hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan dan
mengakibatkan waktu berkumpulnya air (time of concentration) jauh lebih pendek,
sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang
ada. Hal ini sering ditunjukan dengan terjadinya air yang meluap dari saluran
drainase baik di perkotaan, maupun di permukiman secara khusus, sehingga
terjadi genangan air bahkan akan terjadi banjir yang mengganggu aktivitas
masyarakat.
2.2 Jenis-Jenis
Drainase
1. Drainase Saluran
Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke
badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air
di lingkungan. Persyaratan umum drainase saluran adalah:
(1) Air yang masuk adalah
air hujan yang tidak tercemar, bukan air limbah.
(2) mampu
mengalirkan serta meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah dengan kecepatan tertentu.
(3) dipasang di atas tanah yang stabil.
Dalam drainase saluran ini terdapat kriteria yang mendukung
terutama dalam hal konstruksi saluran sehingga dalam kecepatan pengalirannya
masih mampu meresapkan air hujan. Beberapa kriteria dalam penggunaan konstruksi
saluran dapat dilihat pada Tabel 1.
2. Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air
Hujan
Sumur Resapan Air Hujan (SRAH adalah prasarana untuk menampung dan
meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal
dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk
menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung
SRAH air hujan, bukan air limbah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan
sumur resapan air antara lain:
(1) mengurangi
aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi.
(2) mempertahankan tinggi
muka air tanah dan menambah persediaan air tanah.
(3) mengurangi
atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai.
(4) mencegah
penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan,
dan
(5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
Sumur resapan air ini
berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air
banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah setempat
dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang.
Dalam proses pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola
penerapan yaitu:
a)
pembuatan secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan
perumahan)
b)
pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan
harus direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada
siteplan sudah nampak jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air
pada setiap blok (per-blok bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih).
2.3 Analisa
Debit Limpasan
1. Analisa hidrologi
Analisis
hidrologi atau analisis curah hujan dalam perencanaan sistem jaringan drainase
ini bertujuan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama
24 jam (R 24). Untuk mendapatkan nilai curah hujan. maksimum ini dilakukan
melalui serangkaian perhitungan dengan menggunakan Metode Gumbel seperti
dijelaskan pada rumus berikut :
Dimana :
Xt : x yang terjadi dalam kala ulang t
tahun, mm/hari atau mm/24 jam
X : rata-rata dari data curah hujan(mm)
k : konstansta
Sx : standard deviasi
Dimana :
n : jumlah data
Xi : data maksimum setiap tahun
Sx : standard deviasi
2. Analisa intensitas Hujan
Intensitas
hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis
ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh
saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan
di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe. Besar intensitas
curah hujan sangat tergantung pada besarnya waktu konsentrasi (Tc) dari aliran
limpasan di wilayah tersebut.
Waktu
konsentrasi hujan adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirnya air dari titik
terjauh menuju suatu titik tertentu yang ditinjau pada daerah pengaliran.
Perhitungan intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.
Dimana :
I :
Intensitas curah hujan (mm/jam) R24 : curah hujan maksimum yang terjadi
selama 24 jam
Tc : waktu konsentrasi (jam)
Dimana :
L : Panjang saluran dari
titik yang terjauh sampai dengan titik yang ditinjau (m)
S : Kemiringan dasar saluran
3. Analisis Perhitungan Debit Limpasan
(Q)
Air
Limpasan/larian (run off) adalah
bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai,
danau, dan lautan. Air hujan yang tidak sempat masuk ke dalam tanah dan oleh
karenanya mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah. Air
larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke
dalam tanah. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan debit limpasan (run off) sebagai masukan untuk arahan
sistem drainase permukiman yang berwawasan lingkungan di wilayah studi.
Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus rasional. Secara kuantitaif besarnya
limpasan air permukaan dapat dihitung dengan menggunakan Metoda rasional,
sebagai berikut :
Dengan :
Q : debit puncak (m3/detik)
C : koefisien pengaliran rata-rata di
Daerah Tangkapan Air
I :
Intensitas hujan (mm/jam)
A : Luas daerah tangkapan air (ha)
Untuk
mengetahui besar koefisien pengaliran rata-rata (c) terlebih dahulu harus
diketahui koefisien pengaliran (c) untuk setiap jenis guna lahan di wilayah
studi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan
air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air
irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak
terganggu.
2.
Jenis-jenis Drainase: (a) Drainase Saluran, Fungsi saluran ini adalah untuk
mengalirkan limpasan air hujan ke badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk
menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan, (b) Drainase Sumuran/Sumur
Resapan Air Hujan, adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam
tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap
bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem
tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air
limbah.
3. Analisa Debit Limpasan itu terdiri dari: (a) Analisa
hidrologi, perencanaan sistem jaringan drainase ini bertujuan untuk mendapatkan
nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam (R 24). Dan (b) Analisa intensitas Hujan, Intensitas
hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis
ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh
saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan
di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe.
3.2 Saran
Ketika ingin membangun sebuah drainase di
permukiman sebaiknya dibutuhkan data-data studi dari daerah yang akan dibangun
drainase dengan teliti agar pembangunan drainase tersebut bisa berjalan lancar
dan terwujudkan.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar