Jumat, 09 November 2018

MAKALAH TENTANG DRAINASE PEMUKIMAN (tugas 2)


Kata Pengantar


 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




Depok, 10 November 2018



Penyusun        








Daftar Isi

Kata pengantar ................................................................................................................    1         
Daftar isi ...........................................................................................................................    2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................................    3
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................    4
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................    4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drainase .....................................................................................................    5
2.2 Jenis-jenis drainase ......................................................................................................     5
2.3 Analisa Debit Limpasan ..............................................................................................     7
BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan ...................................................................................................................    10
3.2 Saran..............................................................................................................................   10
Daftar pustaka ..................................................................................................................   11       











BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Penyaluran air hujan bersistem merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas lingkungan seiring meningkatnya semangat pembangunan perkotaan. Alih fungsi lahan akan menghantarkan prilaku hidrologis kawasan menuju ketidakseimbangan yang biasanya diindikasikan oleh karena meningkatnya run off. Pengembangan lahan terbangun sebagai indikator meningkatnya kegiatan perkotaan merupakan bagian dari proses perubahan lahan yang pada akhirnya akan meningkatkan aliran permukaan (surface run off). Fenomena dimana ada kejadian banjir di musim hujan dan krisis air di musim kemarau merupakan sebuah gejala dari ketidakseimbangan tersebut. Sejalan dengan semangat pembangunan perkotaan berbasis konservasi (green city), konsep penyaluran air hujan melalui pengaliran secepat mungkin ke badan pembuang sudah mulai ditinggalkan.
Pembangunan saluran drainase berwawasan lingkungan (SDBL) merupakan koreksi terhadap pengelolaan limpasan hujan yang boros tanpa kendali sehingga kurang mengindahkan tujuan konservasi air. Melalui pembangunan SDBL limpasan air dari daerah hulu dihambat sementara untuk memberikan kesempatan sebesar mungkin air meresap ke dalam tanah. Sementara di bagian hilir diupayakan aliran secepat mungkin untuk menghindari tumpukan air yang dapat berakibat banjir. Pembangunan sumur dan kolam resapan, saluran tidak kedap, penanaman pohon, pemakaian material lolos air untuk halaman atau jalan merupakan konsep yang dapat diterapkan untuk menyukseskan pembangunan SDBL.
Meningkatnya jumlah penduduk beserta kegiatan ekonominya akan berimbas pada kebutuhan lahan terutama untuk pembangunan perumahan. Dengan berbagai spesifikasinya, perumahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu peningkatan run-off. Semakin besar angka koefisien daerah bangunan (KDB) yang terjadi semakin besar pula volume runoff. Besarnya porsi pemanfaatan lahan untuk perumahan menggiring perhatian pemerintah untuk semaksimal mungkin mengurangi dampak peningkatan run off tersebut. Sistem drainase berikut kelengkapan penunjangnya perlu dirancang sedemikian rupa melibatkan berbagai perhitungan hidrologis dan aplikasi penggunaan materi lain yang berorientasi pada upaya konservasi.


1.2     RUMUSAN MASALAH
1.             Apa itu Drainase?
2.             Jenis-jenis Drainase?
3.             Sebutkan dan jelaskan Analisa debit limpasan?


1.3     TUJUAN
1.                  Mengatahui tentang Drainase.
2.                  Mengetahui jenis-jenis Drainase.
3.                  Mengetahui dan memahami Analisa debit Limpasan  






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Drainase
                  drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Atau dalam bidang teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
                  Drainase permukiman merupakan sarana atau prasarana di permukiman untuk mengalirkan air hujan, dari suatu tempat ke tempat lain. Pengembangan permukiman di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan dan mengakibatkan waktu berkumpulnya air (time of concentration) jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada. Hal ini sering ditunjukan dengan terjadinya air yang meluap dari saluran drainase baik di perkotaan, maupun di permukiman secara khusus, sehingga terjadi genangan air bahkan akan terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat.

2.2     Jenis-Jenis Drainase
1.         Drainase Saluran
Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan. Persyaratan umum drainase saluran adalah:
(1)  Air yang masuk adalah air hujan yang tidak tercemar, bukan air limbah.
(2) mampu mengalirkan serta meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah dengan   kecepatan tertentu.
(3) dipasang di atas tanah yang stabil.
Dalam drainase saluran ini terdapat kriteria yang mendukung terutama dalam hal konstruksi saluran sehingga dalam kecepatan pengalirannya masih mampu meresapkan air hujan. Beberapa kriteria dalam penggunaan konstruksi saluran dapat dilihat pada Tabel 1.


2.         Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air Hujan
Sumur Resapan Air Hujan (SRAH adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain:
(1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga  memperkecil  kemungkinan terjadinya banjir dan erosi.
(2)  mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah.
(3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan    wilayah pantai.
(4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan
(5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
 Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang.
                   Dalam proses pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu:
a) pembuatan secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan)
b) pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih).

2.3   Analisa Debit Limpasan
1.         Analisa hidrologi
Analisis hidrologi atau analisis curah hujan dalam perencanaan sistem jaringan drainase ini bertujuan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam (R 24). Untuk mendapatkan nilai curah hujan. maksimum ini dilakukan melalui serangkaian perhitungan dengan menggunakan Metode Gumbel seperti dijelaskan pada rumus berikut :

Dimana :

Xt          : x yang terjadi dalam kala ulang t tahun, mm/hari atau mm/24 jam
X            : rata-rata dari data curah hujan(mm)
k             : konstansta
Sx          : standard deviasi



Dimana :
n            : jumlah data
Xi          : data maksimum setiap tahun
Sx :        standard deviasi

2.         Analisa intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe. Besar intensitas curah hujan sangat tergantung pada besarnya waktu konsentrasi (Tc) dari aliran limpasan di wilayah tersebut.
Waktu konsentrasi hujan adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirnya air dari titik terjauh menuju suatu titik tertentu yang ditinjau pada daerah pengaliran. Perhitungan intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.



Dimana :
 I               : Intensitas curah hujan (mm/jam) R24 : curah hujan maksimum yang terjadi
  selama 24 jam
 Tc              : waktu konsentrasi (jam)


Dimana :
L            : Panjang saluran dari titik yang terjauh sampai dengan titik yang ditinjau                                          (m)
S            : Kemiringan dasar saluran

3.         Analisis Perhitungan Debit Limpasan (Q)
Air Limpasan/larian (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau, dan lautan. Air hujan yang tidak sempat masuk ke dalam tanah dan oleh karenanya mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah. Air larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan debit limpasan (run off) sebagai masukan untuk arahan sistem drainase permukiman yang berwawasan lingkungan di wilayah studi. Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus rasional. Secara kuantitaif besarnya limpasan air permukaan dapat dihitung dengan menggunakan Metoda rasional, sebagai berikut :


Dengan :
Q            : debit puncak (m3/detik)
C            : koefisien pengaliran rata-rata di Daerah Tangkapan Air
 I                        : Intensitas hujan (mm/jam)
A            : Luas daerah tangkapan air (ha)
Untuk mengetahui besar koefisien pengaliran rata-rata (c) terlebih dahulu harus diketahui koefisien pengaliran (c) untuk setiap jenis guna lahan di wilayah studi.


BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
2. Jenis-jenis Drainase: (a) Drainase Saluran, Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan, (b) Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air Hujan, adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah.
3. Analisa Debit Limpasan itu terdiri dari: (a) Analisa hidrologi, perencanaan sistem jaringan drainase ini bertujuan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam (R 24). Dan (b) Analisa intensitas Hujan, Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe.
3.2    Saran
Ketika ingin membangun sebuah drainase di permukiman sebaiknya dibutuhkan data-data studi dari daerah yang akan dibangun drainase dengan teliti agar pembangunan drainase tersebut bisa berjalan lancar dan terwujudkan.



Daftar pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar