Jumat, 09 November 2018

JURNAL (tugas 3)

KAJIAN PEMBANGUNAN
SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN
DI KAWASAN PERUMAHAN
ABSTRAK

Pembangunan pada dasarnya akan mengubah kondisi
alam, pembentukan lahan perumahan akan membuat hasil kedap air dalam gangguan
keseimbangan hidrologi. Peningkatan limpasan karena penutupan lahan oleh
bangunan tempat tinggal harus dirancang agar alirannya tidak cepat hilang
tetapi masih bisa dikonversi menjadi cadangan air tanah. Penyiraman air hujan
(drainase) lingkungan perumahan yang ramah lingkungan membuatnya mengejar
sejumlah air limpasan (run off) yang dialirkannya. Trotoar saluran, halaman,
konstruksi jalan dan air merembes sumur resapan dengan RTH adalah sarana yang
dapat diandalkan untuk mewujudkan perumahan yang ramah lingkungan. Analisis hidrologi
diperlukan sebagai dasar untuk mengubah air hujan yang jatuh di daerah
pemukiman menjadi debit run-off yang dihasilkan. Dengan mendapatkan analisis
saluran limpasan debit limpasan selanjutnya dilakukan untuk mengevaluasi
penggunaan konstruksi saluran air yang memenuhi syarat yang memenuhi syarat
untuk dilakukan.

Kata kunci : sistem, drainase, lingkungan, perumahan

Pendahuluan

Penyaluran air hujan bersistem merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas lingkungan seiring meningkatnya semangat pembangunan perkotaan. Alih fungsi lahan akan menghantarkan prilaku hidrologis kawasan menuju ketidakseimbangan yang biasanya diindikasikan oleh karena meningkatnya run off. Pengembangan
lahan terbangun sebagai indikator meningkatnya kegiatan perkotaan merupakan bagian dari proses perubahan lahan yang pada akhirnya akan meningkatkan aliran permukaan (surface run off). Fenomena dimana ada kejadian banjir di musim hujan dan krisis air di musim kemarau merupakan sebuah gejala dari ketidakseimbangan tersebut. Sejalan dengan semangat pembangunan perkotaan berbasis konservasi (green city), konsep penyaluran air hujan melalui pengaliran secepat mungkin ke badan pembuang sudah mulai ditinggalkan.
Pembangunan saluran drainase berwawasan lingkungan (SDBL) merupakan koreksi terhadap pengelolaan limpasan hujan yang boros tanpa kendali sehingga kurang mengindahkan tujuan konservasi air. Melalui pembangunan SDBL limpasan air dari daerah hulu dihambat sementara untuk memberikan kesempatan sebesar mungkin air meresap ke dalam tanah. Sementara di bagian hilir diupayakan aliran secepat mungkin untuk menghindari tumpukan air yang dapat berakibat banjir. Pembangunan sumur dan kolam resapan, saluran tidak kedap, penanaman pohon, pemakaian material lolos air untuk halaman atau jalan merupakan konsep yang dapat diterapkan untuk menyukseskan pembangunan SDBL.
Meningkatnya jumlah penduduk beserta kegiatan ekonominya akan berimbas pada kebutuhan lahan terutama untuk pembangunan perumahan. Dengan berbagai spesifikasinya, perumahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu peningkatan run-off. Semakin besar angka koefisien daerah bangunan (KDB) yang terjadi semakin besar pula volume run-off. Besarnya porsi pemanfaatan lahan untuk perumahan menggiring perhatian pemerintah untuk semaksimal mungkin mengurangi dampak peningkatan run off tersebut. Sistem drainase berikut kelengkapan penunjangnya perlu dirancang sedemikian rupa melibatkan berbagai perhitungan hidrologis dan aplikasi penggunaan materi lain yang berorientasi pada upaya konservasi.
Drainase
Pada dasarnya drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Atau dalam bidang teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
Drainase  Permukiman Berwawasan Lingkungan
Drainase permukiman merupakan sarana atau prasarana di permukiman untuk mengalirkan air hujan, dari suatu tempat ke tempat lain. Pengembangan permukiman di
perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan dan mengakibatkan waktu berkumpulnya air (time of concentration) jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada. Hal ini sering ditunjukan dengan terjadinya air yang meluap dari saluran drainase baik di perkotaan, maupun di permukiman secara khusus, sehingga terjadi genangan air bahkan akan terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat.
Sedangkan drainase berwawasan lingkungan dapat diartikan sebagai upaya mengalirkan dan meresapkan sebagian air hujan yang mengalir melewati saluran-saluran air hujan pada suatu kawasan atau lahan. Selain fungsi lahan tersebut tidak terganggu akibat banjir, air yang meresap dapat dijadikan cadangan sumber air. Sunjoto, (1987) memberikan pengertian sistem drainase berwawasan lingkungan adalah usaha menampung air yang jatuh di atap pada suatu reservoir tertutup di halaman masing-masing atau secara kolektif untuk memberikan kesempatan air meresap ke dalam tanah dengan harapan sebanyak mungkin air hujan diresap ke dalam tanah.
Berdasarkan beberapa literatur dapat diketahui bahwa ciri-ciri drainase permukiman dapat terlihat dari kontruksinya yang dapat menyerapkan air (biasanya menggunakan pasangan batu kali), dimensi yang sesuai (dapat menampung, mengalirkan dan menyerapkan air hujan), dilengkapi sumur resapan, pemasangan paving blok di halaman atau pekarangan rumah dan jalan-jalan lingkungan dan adanya ruang terbuka hijau di kawasan tersebut.
Bentuk bangunan peresap dapat berupa :

sumur peresap, parit, peresap, perkerasan lulus air, saluran drainase berlubang, situ retensi di lapangan parkir dan sebagainya, dipilih berdasarkan tujuan penerapan bangunan peresap, kondisi alam dan lingkungan pada daerah sekitar rencana alokasi, aspek keamanan, estetika, dan biaya yang tersedia. Bangunan peresap ini berfungsi untuk : Mengimbangi perubahan penggunaan lahan, mengurangi banjir dan genangan local, mengurangi beban dan mencegah kerusakan sarana drinase permukaan, menambah cadangan cadangan air tanah sebagai usaha konservasi air.

Jenis Drainase Permukiman Berwawasan Lingkungan

Drainase Saluran

Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan. Persyaratan umum drainase saluran adalah (1) Air yang masuk adalah air hujan yang tidak tercemar, bukan air limbah (2) mampu mengalirkan serta meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah dengan kecepatan tertentu (3) dipasang di atas tanah yang stabil

Dalam drainase saluran ini terdapat kriteria yang mendukung terutama dalam hal konstruksi saluran sehingga dalam kecepatan pengalirannya masih mampu meresapkan air hujan. Beberapa kriteria dalam penggunaan konstruksi saluran dapat dilihat pada Tabel 1.

Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air Hujan

Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Pembahasan
Kondisi Wilayah Kajian
Wilayah kajian meliputi 3 perumahan yang ada di Kecamatan Ujung Berung Kota Bandung. Pengamatan di daerah ini karena memiliki keterikatan wilayah DAS hulu dari Sungai Cinambo yang saat ini sudah menjadi issue nasional karena sungai ini terletak di lokasi yang merupakan asset nasional peti kemas Gedebage. Sungai Cinambo ini sudah over capacity akibat tumpahan run off dari daerah hulunya yang semakin hari semakin membesar. Peruntukan perumahan merupakan dominasi terbesar yang menutupi hamparan DAS Cinambo bagian hulu ini termasuk didalamnya adalah 3 perumahan yang dijadikan kajian. Adapun 3 perumahan dimaksud adalah Graha Winaya di Kelurahan Pasirwangi, Pasanggrahan Endah di Kelurahan Pasanggrahan dan Restu Wisnu Nugraha di Kelurahan Pasirjati.

Pembangunan Drainase Saluran

Pembangunan drainase saluran sangat erat kaitannya dengan kemampuan struktur saluran dalam meresapkan air. Namun demikian, penggunaan konstruksi saluran juga harus disesuaikan dengan persyaratan hidrolis saluran terutama hubungannya dengan tingkat kecepatan pengaliran yang dihasilkan. Untuk mendapatkan rancangan struktur saluran ini diperoleh melalui serangkaian hitungan hidrologis sebagai berikut.

Analisa Debit Limpasan

Analisa hidrologi
Analisis hidrologi atau analisis curah hujan dalam perencanaan sistem jaringan drainase ini bertujuan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam (R 24). Untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum ini dilakukan melalui serangkaian perhitungan dengan menggunakan Metode Gumbel seperti dijelaskan pada rumus berikut :


Dimana :
Xt          : x yang terjadi dalam kala ulang t tahun, mm/hari atau mm/24 jam
X            : rata-rata dari data curah hujan(mm)
k             : konstansta
Sx          : standard deviasi



Dimana :
n            : jumlah data
Xi          : data maksimum setiap tahun
Sx :        standard deviasi

Analisa intensitas Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe. Besar intensitas curah hujan sangat tergantung pada besarnya waktu konsentrasi (Tc) dari aliran limpasan di wilayah tersebut. Waktu konsentrasi hujan adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirnya air dari titik terjauh menuju suatu titik tertentu yang ditinjau pada daerah pengaliran. Perhitungan intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.


Dimana :
 I               : Intensitas curah hujan (mm/jam) R24 : curah hujan maksimum yang terjadi
  selama 24 jam
 Tc              : waktu konsentrasi (jam)


Dimana :
L              : Panjang saluran dari titik yang terjauh sampai dengan titik yang  ditinjau(m)
S            : Kemiringan dasar saluran

Analisis Perhitungan Debit Limpasan (Q)
Air Limpasan/larian (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau, dan lautan. Air hujan yang tidak sempat masuk ke dalam tanah dan oleh karenanya mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah. Air larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan debit limpasan (run off) sebagai masukan untuk arahan sistem drainase permukiman yang berwawasan lingkungan di wilayah studi. Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus rasional. Secara kuantitaif besarnya limpasan air permukaan dapat dihitung dengan menggunakan Metoda rasional, sebagai berikut :

Dengan :
Q            : debit puncak (m3/detik)
C            : koefisien pengaliran rata-rata di Daerah Tangkapan Air
 I             :Intensitas hujan (mm/jam)
A            : Luas daerah tangkapan air (ha)
Penggunaan Bahan Saluran Lolos Air

Penggunaan bahan saluran yang mampu meloloskan air hujan pada dasarnya harus tetap mengacu kepada persyaratan teknis hidrolis saluran terutama dilihat dari indikator kecepatan pengaliran dengan batas minimum 0,6 meter/detik sampai dengan batas maksimum 3,0 meter/detik. Dengan bahan saluran menggunakan pasangan batu kali diperoleh kecepatan seperti dijelaskan pada Tabel berikut :
Kesimpulan
Tujuan utama pembangunan drainase yang berwawasan lingkungan di kawasan perumahan adalah agar sarana yang dibangun tersebut mampu menyerapkan air hujan. Untuk mewujudkannya perlu didukung oleh kemampuan kawasan tersebut memenuhi sejumlah persyaratan yang diperlukan. Permeabilitas tanah yang tinggi adalah syarat utama berfungsinya pembangunan sarana yang lolos air. Berdasarkan data yang diperoleh, jenis tanah di daerah studi memiliki kemampuan meresapkan air ke dalam tanah. Dengan demikian, pembangunan drainase berwawasan lingkungan di kawasan perumahan yang diteliti dapat diwujudkan. Jika melihat besarnya kontribusi sarana drainase berwawasan lingkungan yang diberikan, maka pembangunan sumur resapan merupakan sarana yang paling efektif untuk dilakukan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa di daerah studi hanya menghasilkan beberapa unit sumur resapan yang dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan jika jenis tanah mendukung pelolosan air ke dalam tanah maka tidak harus selalu sumur resapan dibangun pada setiap rumah, artinya bisa dibangun secara kolektif. Adapun RTH tetap harus dikembangkan untuk kepentingan lebih jauh seperti nilai estetika, sumber oksigen dan kenyaman lingkungan


MAKALAH TENTANG DRAINASE PEMUKIMAN (tugas 2)


Kata Pengantar


 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
            Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




Depok, 10 November 2018



Penyusun        








Daftar Isi

Kata pengantar ................................................................................................................    1         
Daftar isi ...........................................................................................................................    2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................................    3
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................    4
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................    4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Drainase .....................................................................................................    5
2.2 Jenis-jenis drainase ......................................................................................................     5
2.3 Analisa Debit Limpasan ..............................................................................................     7
BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan ...................................................................................................................    10
3.2 Saran..............................................................................................................................   10
Daftar pustaka ..................................................................................................................   11       











BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Penyaluran air hujan bersistem merupakan salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas lingkungan seiring meningkatnya semangat pembangunan perkotaan. Alih fungsi lahan akan menghantarkan prilaku hidrologis kawasan menuju ketidakseimbangan yang biasanya diindikasikan oleh karena meningkatnya run off. Pengembangan lahan terbangun sebagai indikator meningkatnya kegiatan perkotaan merupakan bagian dari proses perubahan lahan yang pada akhirnya akan meningkatkan aliran permukaan (surface run off). Fenomena dimana ada kejadian banjir di musim hujan dan krisis air di musim kemarau merupakan sebuah gejala dari ketidakseimbangan tersebut. Sejalan dengan semangat pembangunan perkotaan berbasis konservasi (green city), konsep penyaluran air hujan melalui pengaliran secepat mungkin ke badan pembuang sudah mulai ditinggalkan.
Pembangunan saluran drainase berwawasan lingkungan (SDBL) merupakan koreksi terhadap pengelolaan limpasan hujan yang boros tanpa kendali sehingga kurang mengindahkan tujuan konservasi air. Melalui pembangunan SDBL limpasan air dari daerah hulu dihambat sementara untuk memberikan kesempatan sebesar mungkin air meresap ke dalam tanah. Sementara di bagian hilir diupayakan aliran secepat mungkin untuk menghindari tumpukan air yang dapat berakibat banjir. Pembangunan sumur dan kolam resapan, saluran tidak kedap, penanaman pohon, pemakaian material lolos air untuk halaman atau jalan merupakan konsep yang dapat diterapkan untuk menyukseskan pembangunan SDBL.
Meningkatnya jumlah penduduk beserta kegiatan ekonominya akan berimbas pada kebutuhan lahan terutama untuk pembangunan perumahan. Dengan berbagai spesifikasinya, perumahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu peningkatan run-off. Semakin besar angka koefisien daerah bangunan (KDB) yang terjadi semakin besar pula volume runoff. Besarnya porsi pemanfaatan lahan untuk perumahan menggiring perhatian pemerintah untuk semaksimal mungkin mengurangi dampak peningkatan run off tersebut. Sistem drainase berikut kelengkapan penunjangnya perlu dirancang sedemikian rupa melibatkan berbagai perhitungan hidrologis dan aplikasi penggunaan materi lain yang berorientasi pada upaya konservasi.


1.2     RUMUSAN MASALAH
1.             Apa itu Drainase?
2.             Jenis-jenis Drainase?
3.             Sebutkan dan jelaskan Analisa debit limpasan?


1.3     TUJUAN
1.                  Mengatahui tentang Drainase.
2.                  Mengetahui jenis-jenis Drainase.
3.                  Mengetahui dan memahami Analisa debit Limpasan  






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Drainase
                  drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Atau dalam bidang teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
                  Drainase permukiman merupakan sarana atau prasarana di permukiman untuk mengalirkan air hujan, dari suatu tempat ke tempat lain. Pengembangan permukiman di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perkerasan dan mengakibatkan waktu berkumpulnya air (time of concentration) jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada. Hal ini sering ditunjukan dengan terjadinya air yang meluap dari saluran drainase baik di perkotaan, maupun di permukiman secara khusus, sehingga terjadi genangan air bahkan akan terjadi banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat.

2.2     Jenis-Jenis Drainase
1.         Drainase Saluran
Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan. Persyaratan umum drainase saluran adalah:
(1)  Air yang masuk adalah air hujan yang tidak tercemar, bukan air limbah.
(2) mampu mengalirkan serta meresapkan sebagian air hujan kedalam tanah dengan   kecepatan tertentu.
(3) dipasang di atas tanah yang stabil.
Dalam drainase saluran ini terdapat kriteria yang mendukung terutama dalam hal konstruksi saluran sehingga dalam kecepatan pengalirannya masih mampu meresapkan air hujan. Beberapa kriteria dalam penggunaan konstruksi saluran dapat dilihat pada Tabel 1.


2.         Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air Hujan
Sumur Resapan Air Hujan (SRAH adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain:
(1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga  memperkecil  kemungkinan terjadinya banjir dan erosi.
(2)  mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah.
(3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan    wilayah pantai.
(4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan
(5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
 Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang.
                   Dalam proses pembuatan sumur resapan air dapat dirancang dua pola penerapan yaitu:
a) pembuatan secara kolektif (berdasarkan blok-blok rumah, atau untuk satu kawasan perumahan)
b) pembuatan per-tipe rumah.
Pembuatan sumur resapan air per-blok dalam suatu kawasan perumahan harus direncanakan sejak dari awal oleh kontraktor atau developer. Pada siteplan sudah nampak jelas alokasi lahan untuk pembangunan sumur resapan air pada setiap blok (per-blok bisa terdiri dari 10 rumah atau lebih).

2.3   Analisa Debit Limpasan
1.         Analisa hidrologi
Analisis hidrologi atau analisis curah hujan dalam perencanaan sistem jaringan drainase ini bertujuan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam (R 24). Untuk mendapatkan nilai curah hujan. maksimum ini dilakukan melalui serangkaian perhitungan dengan menggunakan Metode Gumbel seperti dijelaskan pada rumus berikut :

Dimana :

Xt          : x yang terjadi dalam kala ulang t tahun, mm/hari atau mm/24 jam
X            : rata-rata dari data curah hujan(mm)
k             : konstansta
Sx          : standard deviasi



Dimana :
n            : jumlah data
Xi          : data maksimum setiap tahun
Sx :        standard deviasi

2.         Analisa intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe. Besar intensitas curah hujan sangat tergantung pada besarnya waktu konsentrasi (Tc) dari aliran limpasan di wilayah tersebut.
Waktu konsentrasi hujan adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirnya air dari titik terjauh menuju suatu titik tertentu yang ditinjau pada daerah pengaliran. Perhitungan intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini.



Dimana :
 I               : Intensitas curah hujan (mm/jam) R24 : curah hujan maksimum yang terjadi
  selama 24 jam
 Tc              : waktu konsentrasi (jam)


Dimana :
L            : Panjang saluran dari titik yang terjauh sampai dengan titik yang ditinjau                                          (m)
S            : Kemiringan dasar saluran

3.         Analisis Perhitungan Debit Limpasan (Q)
Air Limpasan/larian (run off) adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau, dan lautan. Air hujan yang tidak sempat masuk ke dalam tanah dan oleh karenanya mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah. Air larian berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan debit limpasan (run off) sebagai masukan untuk arahan sistem drainase permukiman yang berwawasan lingkungan di wilayah studi. Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus rasional. Secara kuantitaif besarnya limpasan air permukaan dapat dihitung dengan menggunakan Metoda rasional, sebagai berikut :


Dengan :
Q            : debit puncak (m3/detik)
C            : koefisien pengaliran rata-rata di Daerah Tangkapan Air
 I                        : Intensitas hujan (mm/jam)
A            : Luas daerah tangkapan air (ha)
Untuk mengetahui besar koefisien pengaliran rata-rata (c) terlebih dahulu harus diketahui koefisien pengaliran (c) untuk setiap jenis guna lahan di wilayah studi.


BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
2. Jenis-jenis Drainase: (a) Drainase Saluran, Fungsi saluran ini adalah untuk mengalirkan limpasan air hujan ke badan peresap. Dan tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan, (b) Drainase Sumuran/Sumur Resapan Air Hujan, adalah prasarana untuk menampung dan meresapkan air kedalam tanah. Air hujan yang ditampung dan diresapkan, berasal dari bidang tanah, atap bangunan dan permukaan tanah yang dikedapkan untuk menjaga keseimbangan sistem tata air di lingkungan permukiman. hanya menampung SRAH air hujan, bukan air limbah.
3. Analisa Debit Limpasan itu terdiri dari: (a) Analisa hidrologi, perencanaan sistem jaringan drainase ini bertujuan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang terjadi selama 24 jam (R 24). Dan (b) Analisa intensitas Hujan, Intensitas hujan adalah tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui nilai intensitas hujan yang akan diterima oleh saluran-saluran drainase di wilayah studi. Perhitungan intensitas curah hujan di wilayah studi dilakukan dengan menggunakan rumus Mononobe.
3.2    Saran
Ketika ingin membangun sebuah drainase di permukiman sebaiknya dibutuhkan data-data studi dari daerah yang akan dibangun drainase dengan teliti agar pembangunan drainase tersebut bisa berjalan lancar dan terwujudkan.



Daftar pustaka